Halaman

Kamis, 13 Juni 2013

filsafat cina



FILSAFAT CINA



1.      TAOISME CHUANG ZHU
            Chuang chu adalah seorang filsuf yang mengkonsepkan kebahagiaan yang sebenarnya adalah sesuai dengan kodrat manusia, karena pada dasarnya kebahagiaaan yang sesungguhnya ialah dengan menerima kodrat alami tanpa menambah dan mengurangi kodrat yang ada.
Pemikiran nya :
ü  Jalan mencapai kebahagiaan
            Dalam mencapai kebahagiaan sebenarnya chung tzu memberikan metode dengan memahami semua kodrat yang ada didunia ini, untuk melakukan nya itu, menurutnya perkembangan kodrat manusia secara bebas sebaiknya menggunakan kodratnya secara bebas. Kemampuan tersebut disebut TE. Dengan Te ini manusia bisa mencapai kebhagian yg benar dgn menggunakan Te-nya secara penuh dan bebas tanpa ada halangan dri pihak manapun yang membuat manusia itu tidak berkembang.
            Dan apabila yg kodrati ini tidak dijalani maka akan mengakibatkan kepedihan keburukan dalam hidupnya.semua benda memiliki sifat kodrati yang berbeda serta kemampuan kodratnya, namun semua na akansama sama merasakan bahagia apabila mereka menggunakan kodrat na secara penuh dan bebas. Melanggar kodrat sama saja melawan hukum alam dan aturan yg sudah ditentukan oleh  tao ( tuhan).
ü  Sumber kebahagian
            Mengenai hal ini menurutu chuang tze penderitaan yg dialami manusia entah dri kegagalan yg dicapai, dan akan datangnya kematian, semakin bsar kepedihan maka semakin besar juga pula penderitaan, soluis dari itu menurut chuag tzu dengan cara memahami dgn utuh sifat kodrati manusia, atau segala yg ada, jadilah manusia yag bijaksana yang tidk dipengaruhi oleh perubahan dunia. Artinya mausia harus menerima nasib yg sudah ada pda dirirnya.
ü  Cara mencapai kebebasan mutlak
            Pada dasarnya kebahagiaan manusia bersifat relatif dan yang bersifat relatif itu selalu bergantung pada sesuatu. Maka chuang tzu menjleaskan bagaimana mencapai kebebasan mutlak. Menurutnya, manusia yg sempurna tdak memiliki diri, manusia spiritual tanpa karya, dan manusia bijaksana tanpa naman itulah manusia yg telah mencapai kebahagiaan mutlak.
ü  Filsafat politik
            Dilihat dri beberapa pemikiran chuang tzu diatas bahwasanya dya lebih mementingkan kebahagiaan manusia dengan sendirirnya tanpa melalui kelompok atau pemerintahan, karena itu hanya membuat penggabungan kodrat yg dasarnya memiliki nilai perbedaan, oleh karena itu chuang tzu menolak sistempemerintah dan politik, karena undang2 hanya memebuat manusia menjadi sebuah patung yang harus mengikutinya, ini jelas menyalahi kodrat kebebasan manusia itu sendiri, karena dgn kodrat yg bebas manusa bisa lebih berkembang, jia dipaksakan maka kodrat manusia tdak akan berkembang.
2.      HAN FEI TZU DAN LEGALISME
            Fajia (法家) atau Legalis yang anda maksud adalah sebuah aliran filsafat hukum yang memainkan peranan penting di Tiongkok pada jaman Zhanguo (kira-kira 475 s/d 221 SM). Pokok pikiran aliran filsafat ini menekankan pentingnya supremasi hukum sebagai penyanggah dan sekaligus penertib tatanan sosial masyarakat.
            Akan tetapi walaupun disebut aliran legalist, namun janganlah membayangkan aliran Fajia ini sebagai sebuah aliran filsafat yang mendasarkan diri pada prinsip-prinsip demokrasi dan sosial serta kesamaan gender, ternayata Bahkan sebaliknya, dapat dikatakan aliran filsafat ini justru berperan penting dalam memberikan legitimasi terhadap struktur sosial yang timpang dan tidak adil waktu itu melalui produk-produk hukumnya yang menindas.
            Para filsuf perintis aliran Fajia antara lain adalah Li Kui (李悝); Wu Qi (); Shenbuhai (申不害); Shang Yang (商鞅) dll yang terinspirasi oleh pikiran-pikiran filsuf legalist jaman sebelumnya (semisal Guan Zhongzi/管仲 dll). Namun dalam perkembangan selanjutnya, aliran ini baru mencapai kesempurnaan teoritis dan dibakukan oleh Han Feizi( ) seorang filsuf penganut faham materialisme pada zaman pasca Zhanguo.
3.      NEO TAOISME
Setelah jatuhnya Han sekitar 400 tahun kemudian malihat munculnya gambaran pandangan dunia diubah pada teks yang disebut Neo-Taoisme. Penulis yang paling berpengaruh, Wang Bi dan Guo Xiang yang menulis komentar masing-masing di Jing Taote dan Zhuangzi, adalah penganut Konghucu yang diakui.
1.   Xuan Xue
            Xuan Xue muncul sewaktu kekacauan dan ketidakpastian setelah jatuhnya Dinasti Han (206-220 M), ketika memimpin intelektual dari Wei berhasil (220-265) dan Jin (265-420), dinasti berusaha menginterograsi kembali tradisi dan menetapkan arah baru untuk perkembangan filsafat Cina.
            Xuan Xue secara harfiah “belajar” atau studi (xue) dari “gelap” atau misterius dan mendalam (xuan). Dalam Dinasti Han (25-220 M), kata Xuan didefinisikan dalam dua cara. Pertama, xuan menunjukkan sebuah bayangan, yakni “hitam dengan merah gelap”. Dalam Shijing (puisi klasik), xuan digambarkan sebagai warna kain atau jubah. Dalam Yijing (Perubahan Klasik), menggambarkan warna “surga” (Tian). Xuan Xue bertujuan membuka misteri Dao dan tidak monolitik.
2.      Dia Yan dan Wang Bi
            Dia Yan adalah salah satu tokoh intelektual terkemuka dari abad ke-3. Dia Yan dan Wang Bi dikenal dengan keahliannya dalam Yijing. Dia Yan dan Wang Bi telah meletakkan dasar pembelajaran baru yang sangat besar. Menurut Shu Jin (sejarah Dinasti Jin), selama periode pemerintahan Zhengshi dari Dinasti Wei, Dia Yan, Wang Bi, dan lain-lain memandang bahwa  semua makhluk “memiliki akar kehampaan (wu)” yang tidak hanya menciptakan sesuatu tetapi juga menyelesaikan urusan. Wu adalah dimana Yin dan Yang Qi – energi tergantung pada transformatif kreatif mereka, yang semua makhluk tergantung pada dalam memperoleh bentuk.
3.      Ji Kang dan Ruan Ji
            Ji Kang atau Kang Xi, sebagai nama keluarga Ji merupakan figur yang mencolok dalam sejarah filsafat Cina. Seorang musisi brilian dan penyair, seorang master Conversation murni, ikonoklas, model integritas, dan seorang pria tinggi dan tampan. Koleksi tulisan Ji Kang sebanyak enam puluh puisi dan empat belas essai lainnya. Terakhir ini memberikan pengalaman yang baik untuk Neo-Taois filsafat Ji Kang. Neo-Taoisme Ji Kang terletak pada konsep ziran.
            Dalam perjanjian dengan Dia Yan dan Wang Bi, Ji melihat perintah yang melekat dalam alam semesta yang “sehingga dari dirinya sendiri” dan berakar dalam Dao. Asal mula dunia Taois harus dipahami dalam hal transformasi Qi, energi kreatif tapi benar-benar dibeda-bedakan, memunculkan Yin dan Yang, dari mana langit dan bumi, lima kekuatan unsur dinamis (Wu Xing), dan makhluk segudang pada gilirannya terjadi.
4.      Guo Xiang dan pemikiran nya
            Guo Xiang mengakui impor ontologis filsafat Taois. Tidak ada perbedaan pendapat bahwa semua makhluk beasal dari Dao. Namun, Guo mengambil masalah dengan pandangan bahwa kunci untuk membuka misteri Dao terletak pada konsep Wu, ketiadaan.
            Hal ini berarti ketiadaan tetap abstraksi. Wu dan makhluk adalah sangat eksklusif, wu tidak dapat menjadi sesuatu yang ada tetapi juga bahwa menjadi tidak dapat berubah menjadi ketidakberadaan (dalam pengertian abstrak). Karena wu tidak dapat menghasilkan menjadi, sebelum kedatangan untuk menjadi, tidak dapat cara menghasilkan makhluk lain. Dalam hal itu, kelahiran ada atau makhluk adalah secara spontan dihasilkan diri. Pada tingkat ontologis, sebelum kelahiran makluk segudang, yang adalah “sehingga dari dirinya sendiri”, yang menyiratkan bahwa makhluk abadi.
            Pada tingkat epistemologis, implikasi selanjutnya adalah bahwa transformasi diri masih merupakan misteri. Jauh dari menjadi sumber kebingungan, untuk Guo Xiang, ini membebaskan dan mengorientasikan ulang pikiran untuk menyadari sifat Dao dan kehidupan ziran.
4.      NEO CONFUSIANISME
            Dari tahun 1000 M, Konfusianisme klasik kembali menjadi ajaran filsafat terpenting. Buddhisme ternyata memuat unsur-unsur yang bertentangan dengan corak berpikir Cina. kepentingan dunia ini, kepentingan hidup berkeluarga, dan kemakmuran material, yang merupakan nilai-nilai tradisional di Cina, sama sekali dilalaikan, bahkan disangkal dalam Buddhisme. Sehingga ajaran ini oleh orang dialami sebagai sesuatu yang sama sekali asing.

5.      TAMBAHAN
·         Konsep YIN dan YANG
            Yin-Yang Yang terpenting lainnya adalah sekolah mementingkan Yin dan Yang, kedua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin itu prinsip pasif yaitu prinsip ketenangan, surga, bulan, air, dan perempuan, simbol untuk kematian dan simbol untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki- laki, simbol hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintetis harmonis dari derajat Yin tertentu dan derajat yang tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar