FILSAFAT CINA
1.
TAOISME CHUANG ZHU
Chuang chu adalah seorang filsuf
yang mengkonsepkan kebahagiaan yang sebenarnya adalah sesuai dengan kodrat
manusia, karena pada dasarnya kebahagiaaan yang sesungguhnya ialah dengan
menerima kodrat alami tanpa menambah dan mengurangi kodrat yang ada.
Pemikiran nya :
ü Jalan mencapai
kebahagiaan
Dalam mencapai kebahagiaan
sebenarnya chung tzu memberikan metode dengan memahami semua kodrat yang ada
didunia ini, untuk melakukan nya itu, menurutnya perkembangan kodrat manusia
secara bebas sebaiknya menggunakan kodratnya secara bebas. Kemampuan tersebut
disebut TE. Dengan Te ini manusia bisa mencapai kebhagian yg benar dgn menggunakan
Te-nya secara penuh dan bebas tanpa ada halangan dri pihak manapun yang membuat
manusia itu tidak berkembang.
Dan apabila yg kodrati ini tidak
dijalani maka akan mengakibatkan kepedihan keburukan dalam hidupnya.semua benda
memiliki sifat kodrati yang berbeda serta kemampuan kodratnya, namun semua na akansama
sama merasakan bahagia apabila mereka menggunakan kodrat na secara penuh dan
bebas. Melanggar kodrat sama saja melawan hukum alam dan aturan yg sudah
ditentukan oleh tao ( tuhan).
ü Sumber kebahagian
Mengenai hal ini menurutu chuang tze
penderitaan yg dialami manusia entah dri kegagalan yg dicapai, dan akan
datangnya kematian, semakin bsar kepedihan maka semakin besar juga pula
penderitaan, soluis dari itu menurut chuag tzu dengan cara memahami dgn utuh
sifat kodrati manusia, atau segala yg ada, jadilah manusia yag bijaksana yang
tidk dipengaruhi oleh perubahan dunia. Artinya mausia harus menerima nasib yg
sudah ada pda dirirnya.
ü Cara mencapai
kebebasan mutlak
Pada dasarnya kebahagiaan manusia
bersifat relatif dan yang bersifat relatif itu selalu bergantung pada sesuatu.
Maka chuang tzu menjleaskan bagaimana mencapai kebebasan mutlak. Menurutnya,
manusia yg sempurna tdak memiliki diri, manusia spiritual tanpa karya, dan
manusia bijaksana tanpa naman itulah manusia yg telah mencapai kebahagiaan
mutlak.
ü Filsafat politik
Dilihat dri beberapa pemikiran
chuang tzu diatas bahwasanya dya lebih mementingkan kebahagiaan manusia dengan
sendirirnya tanpa melalui kelompok atau pemerintahan, karena itu hanya membuat
penggabungan kodrat yg dasarnya memiliki nilai perbedaan, oleh karena itu
chuang tzu menolak sistempemerintah dan politik, karena undang2 hanya memebuat
manusia menjadi sebuah patung yang harus mengikutinya, ini jelas menyalahi kodrat
kebebasan manusia itu sendiri, karena dgn kodrat yg bebas manusa bisa lebih
berkembang, jia dipaksakan maka kodrat manusia tdak akan berkembang.
2.
HAN FEI TZU DAN LEGALISME
Fajia (法家) atau Legalis yang anda maksud adalah sebuah aliran filsafat hukum yang memainkan
peranan penting di Tiongkok pada jaman Zhanguo (kira-kira 475 s/d 221 SM).
Pokok pikiran aliran filsafat ini menekankan pentingnya supremasi hukum sebagai
penyanggah dan sekaligus penertib tatanan sosial masyarakat.
Akan tetapi walaupun
disebut aliran legalist, namun janganlah membayangkan aliran Fajia ini sebagai
sebuah aliran filsafat yang mendasarkan diri pada prinsip-prinsip demokrasi dan sosial serta kesamaan gender, ternayata Bahkan sebaliknya, dapat
dikatakan aliran filsafat ini justru berperan penting dalam memberikan
legitimasi terhadap struktur sosial yang timpang dan tidak adil waktu itu
melalui produk-produk hukumnya yang menindas.
Para filsuf perintis aliran Fajia
antara lain adalah Li Kui (李悝);
Wu Qi (吳起);
Shenbuhai (申不害); Shang Yang (商鞅) dll yang terinspirasi oleh pikiran-pikiran filsuf legalist jaman
sebelumnya (semisal Guan Zhongzi/管仲子
dll). Namun dalam
perkembangan selanjutnya, aliran ini baru mencapai kesempurnaan teoritis dan
dibakukan oleh Han Feizi( 韩非) seorang
filsuf penganut faham materialisme pada zaman pasca Zhanguo.
3.
NEO TAOISME
Setelah jatuhnya Han sekitar 400 tahun
kemudian malihat munculnya gambaran pandangan dunia diubah pada teks yang
disebut Neo-Taoisme. Penulis yang paling berpengaruh, Wang Bi dan Guo Xiang
yang menulis komentar masing-masing di Jing Taote dan Zhuangzi, adalah penganut
Konghucu yang diakui.
1.
Xuan Xue
Xuan
Xue muncul sewaktu kekacauan dan ketidakpastian setelah jatuhnya Dinasti Han
(206-220 M), ketika memimpin intelektual dari Wei berhasil (220-265) dan Jin
(265-420), dinasti berusaha menginterograsi kembali tradisi dan menetapkan arah
baru untuk perkembangan filsafat Cina.
Xuan
Xue secara harfiah “belajar” atau studi (xue) dari “gelap” atau misterius dan
mendalam (xuan). Dalam Dinasti Han (25-220 M), kata Xuan didefinisikan dalam
dua cara. Pertama, xuan menunjukkan sebuah bayangan, yakni “hitam dengan
merah gelap”. Dalam Shijing (puisi klasik), xuan digambarkan sebagai warna kain
atau jubah. Dalam Yijing (Perubahan Klasik), menggambarkan warna “surga”
(Tian). Xuan Xue bertujuan membuka misteri Dao dan tidak monolitik.
2. Dia Yan dan Wang Bi
Dia
Yan adalah salah satu tokoh intelektual terkemuka dari abad ke-3. Dia Yan dan
Wang Bi dikenal dengan keahliannya dalam Yijing. Dia Yan dan Wang Bi telah
meletakkan dasar pembelajaran baru yang sangat besar. Menurut Shu Jin (sejarah
Dinasti Jin), selama periode pemerintahan Zhengshi dari Dinasti Wei, Dia Yan,
Wang Bi, dan lain-lain memandang bahwa semua makhluk “memiliki akar kehampaan
(wu)” yang tidak hanya menciptakan sesuatu tetapi juga menyelesaikan urusan. Wu
adalah dimana Yin dan Yang Qi – energi tergantung pada transformatif kreatif
mereka, yang semua makhluk tergantung pada dalam memperoleh bentuk.
3. Ji Kang dan Ruan Ji
Ji
Kang atau Kang Xi, sebagai nama keluarga Ji merupakan figur yang mencolok dalam
sejarah filsafat Cina. Seorang musisi brilian dan penyair, seorang master
Conversation murni, ikonoklas, model integritas, dan seorang pria tinggi dan
tampan. Koleksi tulisan Ji Kang sebanyak enam puluh puisi dan empat belas essai
lainnya. Terakhir ini memberikan pengalaman yang baik untuk Neo-Taois filsafat
Ji Kang. Neo-Taoisme Ji Kang terletak pada konsep ziran.
Dalam
perjanjian dengan Dia Yan dan Wang Bi, Ji melihat perintah yang melekat dalam
alam semesta yang “sehingga dari dirinya sendiri” dan berakar dalam Dao. Asal
mula dunia Taois harus dipahami dalam hal transformasi Qi, energi kreatif tapi
benar-benar dibeda-bedakan, memunculkan Yin dan Yang, dari mana langit dan bumi,
lima kekuatan unsur dinamis (Wu Xing), dan makhluk segudang pada gilirannya
terjadi.
4. Guo Xiang dan pemikiran nya
Guo
Xiang mengakui impor ontologis filsafat Taois. Tidak ada perbedaan pendapat
bahwa semua makhluk beasal dari Dao. Namun, Guo mengambil masalah dengan
pandangan bahwa kunci untuk membuka misteri Dao terletak pada konsep Wu,
ketiadaan.
Hal
ini berarti ketiadaan tetap abstraksi. Wu dan makhluk adalah sangat eksklusif,
wu tidak dapat menjadi sesuatu yang ada tetapi juga bahwa menjadi tidak dapat
berubah menjadi ketidakberadaan (dalam pengertian abstrak). Karena wu tidak
dapat menghasilkan menjadi, sebelum kedatangan untuk menjadi, tidak dapat cara
menghasilkan makhluk lain. Dalam hal itu, kelahiran ada atau makhluk adalah
secara spontan dihasilkan diri. Pada tingkat ontologis, sebelum kelahiran
makluk segudang, yang adalah “sehingga dari dirinya sendiri”, yang menyiratkan
bahwa makhluk abadi.
Pada
tingkat epistemologis, implikasi selanjutnya adalah bahwa transformasi diri
masih merupakan misteri. Jauh dari menjadi sumber kebingungan, untuk Guo Xiang,
ini membebaskan dan mengorientasikan ulang pikiran untuk menyadari sifat Dao
dan kehidupan ziran.
4.
NEO CONFUSIANISME
Dari tahun 1000 M,
Konfusianisme klasik kembali menjadi ajaran filsafat terpenting. Buddhisme
ternyata memuat unsur-unsur yang bertentangan dengan corak berpikir Cina.
kepentingan dunia ini, kepentingan hidup berkeluarga, dan kemakmuran material,
yang merupakan nilai-nilai tradisional di Cina, sama sekali dilalaikan, bahkan
disangkal dalam Buddhisme. Sehingga ajaran ini
oleh orang dialami sebagai sesuatu yang sama sekali asing.
5.
TAMBAHAN
·
Konsep YIN dan YANG
Yin-Yang Yang
terpenting lainnya adalah sekolah mementingkan Yin dan Yang, kedua prinsip
induk dari seluruh kenyataan. Yin itu prinsip pasif yaitu prinsip ketenangan,
surga, bulan, air, dan perempuan, simbol untuk kematian dan simbol untuk yang
dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-
laki, simbol hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita
merupakan sintetis harmonis dari derajat Yin tertentu dan derajat yang
tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar